Senin, 24 Mei 2010

SAHAM BLUE CHIPS

Hai..
Ini adalah tulisan pertama saya di semester 8. Kali ini saya ingin mencoba membahas tentang saham. Kebetulan saham yang akan saya bahas adalah seputar saham blue chips. Bagi Anda yang masih awam dengan permainan di lantai bursa, mungkin Anda akan bertanya-tanya, “Apa sih saham blue chips itu?”
Menurut Darmadji dan Fakhruddin (2001: 6), apabila ditinjau dari kinerja perdagangannya, saham dibagi menjadi lima, yaitu blue chips stocks, income stocks, growth stocks, speculative stocks, dan counter cyclical stocks. Masing-masing memiliki pengertian yang berbeda-beda, dan saham blue chips sendiri diartikan sebagai saham biasa dari suatu perusahaan yang memiliki reputasi tinggi, sebagai leader di industri sejenis, memiliki pendapatan yang stabil, dan konsisten dalam membayar dividen. Sementara menurut Wikipedia saham blue chips adalah sebuah istilah dalam pasar modal yang mengacu pada saham dari perusahaan besar yang memiliki pendapatan stabil dan liabilitas dalam jumlah yang tidak terlalu banyak. Saham blue chips biasanya memberikan dividen secara reguler, bahkan ketika bisnis berjalan lebih buruk dari biasanya.
Well,,dua definisi tersebut terlihat hampir sama dalam mendeskripsikan saham blue chips, sama-sama merupakan saham dari perusahaan yang memiliki reputasi tinggi, pendapatan stabil, dan konsisten dalam membayarkan dividen. Yupz..memang saham blue chips senantiasa menjadi barang dagangan yang favorit di bursa efek. Saham blue chips ibarat barang dagangan dengan kualitas prima, sehingga banyak orang yang menyukai. Oleh karena itu, saham blue chips selalu mudah dilempar ke pasar karena peminatnya banyak. Sekarang yang perlu digaris bawahi adalah jangan pernah menganggap saham yang harganya mahal pasti masuk kategori saham blue chips. Itu pendapat yang salah. Walaupun saham blue chips menjadi primadona di lantai bursa, harga saham blue chips pun kerap berubah sesuai penawaran, dan permintaan, bisa naik dan bisa juga turun tergantung situasi pasar saat itu.
Baiklah untuk lebih jelasnya, saya akan memberikan sedikit ilustrasi (ilustrasi ini berpedoman pada uraian dari Tim BEI).
Contoh 1: Saham PT EXCLUSIVE diperdagangkan dengan harga Rp 5.000,00. Di sisi lain, kinerja dari PT EXCLUSIVE dari tahun ke tahun hanya mampu menghasilkan laba bersih per saham/ Earning Per Share (EPS) sebesar Rp 50,00 per saham. Itu berarti jika dihitung, Price Earning Ratio (PER) dari PT EXCLUSIVE adalah 5000/50 yakni mencapai 100 kali. Dengan PER sebesar 100 kali, maka harga saham Rp 5.000,00 bisa dinilai terlalu mahal, dan tidak reasonable. Saham seperti ini jelas tidak termasuk saham kategori blue chips.
Contoh 2: PT LEKKER, sebuah produsen biskuit kaleng selalu mencetak laba bersih yang besar setiap tahunnya. Pertumbuhan laba bersih juga cukup tinggi sehingga setiap tahun selalu membagikan dividen dalam jumlah yang cukup besar. EPS-nya tinggi dan PER-nya kecil. Tapi di sisi lain jumlah saham beredar di masyarakat kecil sekali sehingga nyaris tidak ada transaksi harian di bursa efek. Investor atau pemodal yang memegang saham PT LEKKER cenderung menahan dan tidak mau menjual dengan alasan setiap tahun mendapat nilai dividen yang lumayan. Walaupun performance saham PT LEKKER cemerlang dan harga saham di pasar memang tinggi namun, ia belum bisa dimasukkan dalam kategori saham blue chips. Penyebabnya, tidak ada likuiditas di pasar. Kalaupun ada, likuiditasnya kecil sekali.
Nah..dari ilustrasi yang telah dijabarkan tersebut, dapat ditarik garis merah bahwa saham blue chips memiliki ciri sebagai berikut:
1.Kinerja keuangannya sehat, artinya dalam kondisi ekonomi normal dan stabil selalu mencatat pertumbuhan laba bersih dari tahun ke tahun.
2.Membagikan dividen kepada pemegang saham secara konsisten
3.Jumlah saham yang beredar di masyarakat (floating share) tinggi sehingga likuiditas saham di pasar juga tinggi
4.ditransaksikan pada harga yang wajar
5.pergerakan atau fluktuasi harga saham di pasar berlangsung secara wajar, tidak melompat-lompat
6.manajemen dikelola secara profesional (bukan manajemen keluarga)
Sekedar informasi tambahan, saham blue chips sangatlah memberikan capital gain bagi pemiliknya apabila dalam konteks investasi yang cukup panjang. Sementara untuk transaksi harian (daily trading), saham blue chips tidak selamanya menghasilkan capital gain.
Apabila Anda ingin mengetahui mana saja yang merupakan saham blue chips, Anda bisa berpatokan pada daftar saham LQ-45 yang merupakan 45 saham terlikuid yang ada di situs www.idx.co.id. Karena saham blue chips pasti merupakan saham yang ada di LQ-45, tetapi tidak semua saham LQ-45 termasuk saham blue chips (lihat ciri saham blue chips yang telah diuraikan sebelumnya).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar